Lumut kerak merupakan bagian dari keanekaragaman hayati yang masuk dalam kelompok tumbuhan tingkat rendah. Habitat kerak lumut dapat ditemukan di berbagai macam permukaan fisik, seperti bebatuan, pepohonan, hingga tanah. Kini lumut kerak banyak dimanfaatkan untuk berbagai macam kebutuhan seperti obat-obatan dan bahkan kajian-kajian penelitian.
Mengenal jenis tumbuhan lumut kerak
Lumut kerak merupakan salah satu jenis organisme majemuk yang sering dikenal lichenes dalam istilah ilmiah. Organisme ini berasal dari simbiosis mutualisme antara fungi dengan salah satu varian fotosintetik berupa alga hijau. Adapun tubuh kerak lumut sering disebut sebagai talus dengan karakteristiknya yang mirip alga dan jamur. Talus tersebut terdiri dari 4 macam yaitu crustose, foliose, fructicose, dan squamulose.
Baca juga: Manfaat Lumut Kerak Bagi Manusia
Sistem reproduksi lumut kerak
Perkembangbiakan lumut kerak secara aseksual
Di dalam ilmu biologi, perkembangbiakan secara aseksual pada lumut kerak juga disebut sebagai perkembangbiakan vegetatif. Metode the atau sistem reproduksi tidak membutuhkan pembuahan antara sel telur dan sel sperma sebagai organ generatif. Adapun sistem reproduksi lumut kerak secara aseksual terbagi menjadi 3 macam sebagai berikut.
- Fragmentasi
Perkembangbiakan vegetatif melalui fragmentasi terjadi dengan cara pemisahan bagian tubuh tertentu dari lichen. Produk dari pemisahan tersebut dikenal sebagai fragmen yabg nantinya akan membentuk individu baru setelah terlepas dari induknya. Pemisahan dapat dilakukan secara alami maupun buatan.
Bagian tubuh yang dilepas oleh beberapa lichen merupakan fruticose. Setelah terlepas dari induk, fruticose akan berpindah ke tempat yang baru untuk membentuk habitat baru. Tumbuhan ini dapat hidup di beberapa tempat seperti batang kayu, bebatuan, permukaan tanah, dan lain sebagainya.
- Isidia
Berbeda dengan cara reproduksi sebelumnya, isidia sendiri memungkinkan suatu bagian tertentu dari lumut kerak dapat berubah menjadi individu baru. Pelepasan isidia dari talus yang terdapat di bagian induk merupakan kelanjutan dari adanya pertumbuhan simbion di bagian talus tersebut.
Perkembangbiakan semacam ini juga dapat dilakukan baik secara alami maupun buatan. Sedangkan pemisahan talus lumut kerak yang menjadi lichen di atas merupakan hasil perkembangbiakan isidia secara alami.
Baca juga: Ciri Ciri Bioma Tundra
- Soredia
Soredia adalah cara perkembangbiakan vegetatif pada lumut kerak yang melibatkan sel. Adapun proses yang terjadi dimulai dengan adanya pembelahan pada bagian sel ganggang. Pada saat yang bersamaan sel akan menyelubungi benang-benang yang terdapat di miselium. Sehingga proses tersebut mendorong terjadinya pelepasan dari induknya.
Penyebaran atau pembentukan habitat terjadi ketika dinding talus mengalami robek yang kemudian membuat bagian soredium menyebar hingga menjadi lichenes baru di area yang berbeda. Meskipun lepas dari induknya, namun habitat baru yang muncul tetap akan memiliki ciri khas yang sama seperti induk sebelumnya.
Perkembangbiakan lumut kerak secara seksual
Perkembangbiakan secara seksual juga disebut sebagai reproduksi generatif. Pada lumut kerak sistem reproduksi seksual yang terjadi menghasilkan spora. Adapun spora tersebut berasal dari askokarp atau basidiokarp pada jenis-jenis jamur tertentu. Spora yang dihasilkan dapat tumbuh menjadi lumut kerak apabila mendapat pengaruh alga. Sayangnya pertumbuhan sel-sel hanya terjadi di dalam tubuh lumut kerak itu sendiri sebagai induknya.
Populasi lumut kerak sangat tinggi khususnya di daerah tropis seperti Indonesia. Hampir di semua wilayah terutama hutan sangat mudah untuk menemukan organisme yang satu ini. Tingginya populasi tersebut tidak lepas dari sistem reproduksinya yang cukup produktif sebagaimana dijelaskan di atas. Demikian uraian sistem reproduksi pada tumbuhan lumut kerak yang bisa menjadi referensi Anda.
Sumber: https://tasseminar.oscas.co.id/