Mengenal Vihara Avalokitesvara, Tempat Ibadah Buddha Tertua di Banten

Apa kamu pernah mendengar vihara di Banten yang menjadi salah satu bangunan cagar budaya? Ya, inilah Vihara Avalokitesvara yang berada di Jalan Tubagus Raya Banten atau Banten Lama, Kota Serang.

Walau kawasan Banten Lama cukup populer sebagai destinasi wisata religi, namun nama Vihara Avalokitesvara seringkali luput dibicarakan, nih. Padahal, vihara ini mempunyai sejarah panjang dan menjadi yang tertua di Banten, lho.

Apalagi, kisah di balik vihara ini juga sangat mengesankan. Nah, penasaran dengan Vihara Avalokitesvara yang menyimpan banyak cerita sejarah? Yuk, cari tahu lebih dalam mengenai tempat ini!

Fakta Menarik Vihara Avalokitesvara Banten

Mulai dari cerita sejarah hingga arsitektur bangunan, berikut ini fakta menarik yang perlu kamu tahu dari Vihara Avalokitesvara:

Dua versi pendirian Vihara Avalokitesvara Banten

Sunan Gunung Jati merupakan salah satu tokoh Walisongo yang menyebarkan Islam di Nusantara. Namun begitu, kisah hidupnya tidak hanya seputar perjalanannya menyebarkan agama Islam.

Diketahui, Sunan Gunung Jati mempunyai istri keturunan kaisar Tiongkok yang bernama Putri Ong Tien. Putri Ong Tien juga diketahui memiliki sejumlah pengikut yang menganut agama Buddha.

Sunan Gunung Jati bersama istrinya lantas membantu dalam pendirian vihara pada tahun 1542 di Desa Dermayan dekat Masjid Agung Banten. Namun, letak vihara ini kemudian dipindahkan ke Pamarican pada tahun 1774.

Versi lainnya, Vihara Avalokitesvara Banten mulai berdiri pada abad ke-17 atau lebih tepatnya sejak tahun 1652. Masa ini merupakan masa keemasan Banten yang saat itu dipimpin oleh Sultan Ageng Tirtayasa.

Menjadi Rumah 3 Agama

Keunikan dari vihara Banten tidak hanya terletak pada cerita sejarahnya saja. Lebih dari itu, vihara ini juga sering kali disebut dengan nama Klenteng Tri Dharma sebab menjadi simbol keberagaman.

Pasalnya, vihara ini menjadi rumah bagi 3 agama yang hendak melakukan peribadatan. Adapun tiga kepercayaan yang kerap menggunakan vihara ini sebagai tempat ibadah adalah Konghucu, Taoisme, dan Buddha.

Walau fungsinya diperuntukkan sebagai tempat ibadah, namun masyarakat umum dari berbagai agama juga boleh mendatangi tempat ini, kok. Dengan statusnya sebagai bangunan cagar budaya, vihara Banten ini juga menjadi objek wisata sejarah yang menarik.

Simbol Keragaman Pada Arsitektur Vihara

Daya tarik lainnya dari vihara Banten ini adalah keberadaan arsitekturnya. Salah satu daya tarik tersebut bisa terlihat pada sejumlah ukiran yang bisa kamu temukan saat memasuki gerbang masuk.

Pada bagian tersebut, terdapat atap dengan hiasan dua ekor naga. Hiasan ini erat kaitannya dengan tiga kepercayaan yang dilayani vihara tersebut yakni Konghucu, Taoisme, dan Buddha.

Dengan luas mencapai 10 hektar, vihara ini juga dilengkapi dengan berbagai macam patung. Salah satu yang terkenal adalah patung Dewi Kwan Im yang usianya setara dengan umur bangunan.

Selain itu, tersedia juga 16 patung dewa lainnya di dalam vihara yang dihormati para penganut agama Buddha.

Keajaiban vihara Banten

Letusan Gunung Krakatau pada tahun 1883 merupakan salah satu bencana alam besar yang pernah terjadi sepanjang sejarah umat manusia. Letusan ini juga membuat langit tertutupi awan gelap selama beberapa hari.

Vihara Avalokitesvara juga mempunyai cerita menarik yang berkaitan dengan bencana tersebut. Ya, vihara Banten ini menjadi bangunan yang diandalkan untuk menjadi tempat berlindung masyarakat dan menyelamatkan banyak nyawa saat terjadi tsunami akibat letusan Gunung Krakatau.

Itulah sejumlah informasi penting yang perlu kamu tahu mengenai vihara Banten Avalokitesvara. Kamu juga bisa mendapatkan informasi menarik lainnya mengenai kebudayaan Indonesia di laman Indonesia Kaya. Semoga informasi ini membantumu, ya!

Tinggalkan komentar